Selasa, 25 Oktober 2016

Tips Mengatasi Anak Susah Makan

Tips Mengatasi Anak Susah Makan

 

Tips Mengatasi Anak Susah Makan - Anak yang sehat bisa dilihat dari berat badan dan tinggi badannya. Secara kasar patokan berat badan seorang anak adalah sebagai berikut : anak umur 1 tahun beratnya 3 kali lipat berat badan saat lahir, Umur 2 tahun idealnya memiliki berat badan 4 kali lipat dari berat saat dilahirkan. Sebagai orang tua kita harus terus memantau perkembangan berat badan seorang anak agar tumbuh kembang anak menjadi sempurna. Sehingga sel sel tubuh anak berkembang dan berfungsi secara maksimal. Usahakan selalu di berikan Vitamin untuk Anak Susah Makan jika pertumbuhan dirasa kurang


Namun dalam perkembangannya Anak seringkali susah untuk makan sehingga perkembangan dan pertumbuhan badannya menjadi tidak ideal. Sebagai orang tua kita wajib mengetahui penyebab anak menjadi susah makan sehingga berat badannya susah naiknya. Apa saja faktor penyebab anak menjadi susah makan yuk kita bahas satu persatu 

Penyebab Anak Susah Makan Antara Lain Adalah :

1. Faktor Kurang Asupan Gizi 

Banyak Bunda merasa sudah cukup memberi asupan makanan yang bergizi. Baik kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan menu gizi seimbang yang mengandung; karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Tetapi setelah dianalisis, ternyata banyak dari Bunda yang tidak menyadari bahwa yang diberikan kuantitasnya masih kurang dari kebutuhan yang diperlukan anak. Idealnya, asupan gizi anak dan nutrisinya harus sebanding dengan aktifitas fisik dan otaknya. Padahal setiap bulan seorang anak beratnya harus selalu ada kenaikan. Kalau ternyata setiap bulan berat badannya tidak naik atau naik tapi tidak memuaskan maka harus dievaluasi kembali masukan gizi dan nutrisinya dengan memperhitungkan pula aktivitas fisiknya. Apakah asupan gizinya sudah cukup untuk mengantisipasi kelebihan aktivitasnya.

2. Faktor Penyakit Anak

Anak susah makan sudah pasti susah bertambah berat dan tinggi badannya, bisa juga dikarenakan terdapat penyakit pada diri si buah hati. Akibatnya anak tak mau makan/anoreksia. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan anak susah makan antara lain adalah infeksi seperti infeksi paru-paru (TBC), infeksi saluran kemih, infeksi parasit dan lain-lain. Selama penyakitnya tak disembuhkan maka tetap akan kurus, sebab asupan makannya kurang karena anak tak nafsu makan. Dengan begitu berat badannya pun tak naik-naik. Akibatnya anak susah untuk gemuk. 

3. Faktor Kekurangan Protein Albumin 

Albumin merupakan plasma protein tubuh yang jumlahnya separuh dari total protein tubuh. Karena menjadi plasma protein, maka peranan albumin sangat vital mulai dari pembentukan jaringan sel baru.penyusun struktur sel, antibodi, enzim, hingga hormon. Albumin ini disintesis oleh sel hati dan dikeluarkan langsung ke pembuluh darah tanpa disimpan. Tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Selain itu menyebabkan tekanan osmotik darah turun sehingga pengangkutan asam lemak, obat, hormon, dan enzim terganggu. Albumin inilah yang berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak.Bila kadar albumin rendah, protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin, seperti penderita tuberkulosis (TBC atau TB), daya kerja obat yang diminum menjadi kurang maksimal. Sementara pada anak yang sedang berada di fase periode emas pertumbuhan (golden age), yaitu usia 1-5 tahun, kekurangan albumin akan sangat mengganggu pertumbuhan badan dan otaknya. Semakin sedikit albumin, pertumbuhan sel ditubuh dan otak akan semakin lambat. Pertumbuhan sel yang lambat inilah yang menyebabkan anak lambat perkembangan tubuhnya serta menjadi kurang cerdas. Tetapi yang sangat menarik, jika konsumsi berlebihan albumin ini tidak akan menyebabkan kelebihan albumin (hiper albumin).

Solusi untuk Anak yang Susah Makan Agar Makan Banyak dan Gemuk Sehat


1. Cari Tahu Penyebabnya

Penting untuk dipahami Bunda, bahwa untuk membuat anak kurus menjadi gemuk, sangat tergantung penyebabnya. Bila lantaran penyakit, ya, harus disembuhkan dulu penyakitnya. Umumnya setelah sembuh dari penyakit, nafsu makannya akan membaik sehingga ia tak sulit makan. Selain itu berilah nutrisi yang baik agar berat badannya bertambah. 

2. Berikan Anak Asupan Gizi Seimbang 

Bila anak kurus bukan lantaran penyakit, maka untuk membuatnya menjadi gemuk dilakukan dengan menganalisis diet makannya. Tentu dengan menu gizi seimbang. Apakah asupan makannya sehari-hari sudah memenuhi kebutuhan sesuai umur dan aktivitasnya. Jika anaknya termasuk aktif, dengan sendirinya maka asupan makanannya harus lebih banyak secara kuantitas. Bila berat badannya tak kunjung naik berarti asupannya tak memenuhi kebutuhannya. 

3. Atur Jadwal Makan Anak 

Dalam hal jadwal makan harus diperhatikan waktunya. Ingat, perut anak kosong setiap 3-4 jam. Karena itu biasanya pemberian makan sekitar 7 kali sehari yang terdiri 3 kali makanan padat dan selebihnya nutrisi tambahan untuk anak usia 1 tahun ke atas. Jadi jangan mentang-mentang mau anak gemuk lalu dipaksa makan setiap jam, padahal belum waktunya makan. Cara pemberian makan juga penting, anak tak boleh dipaksa . Misal, pada anak periode 6-9 bulan, periode kritis di mana anak belajar mengkoordinasi otot-otot menelan dan mengunyah. Sehingga bila diperkenalkan makanan padat, pada umur-umur sekian kadang dilepeh/dimuntahkan kembali. Nah, orang tua sering menginterpretasikan bahwa si anak tak mau makan atau tak senang makanannya. Padahal sebetulnya belum terampil. Karena orang tua cemas, buru-buru diberikan makanan yang cair-cair saja. Lama-lama jadi kebiasaan. 

4. Berikan Nutrisi Pendamping Terutama Protein Albumin 

Selain itu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh balita agar ia dapat tumbuh sehat dan kuat. Salah satunya adalah protein albumin. Protein albumin adalah nutrisi yang sangat penting yang dibutuhkan setiap sel dalam tubuh anak untuk pertumbuhan atau perbaikan. Kadar albumin normal di dalam tubuh antara 3,5-4,5 g/dl. Kadar albumin yang kurang dari 2,2 g/dl menunjukkan masalah pada tubuh. 

Umumnya masalah gizi yang diderita anak-anak bukan hanya disebabkan oleh asupan yang kurang, tetapi juga karena zat gizi yang berhasil dibawa oleh darah sangat sedikit, sehingga tidak bisa memberi gizi pada sel. Kasus seperti ini sering ditemukan pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan makan banyak dan cukup bergizi, tetapi pertumbuhannya sangat lambat. 

Banyak Bunda yang kemudian mengaitkan lambatnya pertumbuhan anak dengan gejala cacingan. Padahal, penyebab utama adalah karena kekurangan albumin. Kekurangan albumin menyebabkan zat gizi di dalam darah tidak dapat disalurkan dengan baik ke sel-sel tubuh yang memerlukan. Kekurangan gizi seperti ini pun berdampak terhadap penurunan daya kekebalan tubuh, sehingga anak mudah sakit. Sementara pada anak yang menderita penyakit tertentu, semisal TBC, akan menjadi lebih lama untuk disembuhkan. 

Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan albumin sangat kurang. Cadangan albumin berada di dalam otot. Namun, bila albumin cadangan ini diambil terus-menerus, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan. Anak tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya tidak bugar. Itulah sebabnya Bunda, bila anak kita sulit sekali tumbuh, sebaiknya bukan hanya diberi obat anti cacing. Usahakan untuk selalu menyajikan makanan yang kaya protein albumin. seperti ikan gabus. 

Kandungan Albumin Banyak dalam Ikan Gabus 

Ikan gabus adalah jenis ikan air tawar,  ikan ini memiliki nama ilmiah Channa striata yang memiliki bentuk fisik cukup besar saat dewasa, ikan gabus dapat tumbuh hingga mencapai 1 m panjangnya. Ikan gabus ini memiliki kepala besar mirip kepala ular, gabus termasuk jenis ikan predator dan sering kita jumpai di sungai yang memiliki arus tenang atau pun di rawa-rawa. 

Hasil riset Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Fakultas Perikanan Brawijaya Malang mengungkapkan, kandungan albumin pada ikan gabus sangat tinggi yaitu 62,24 g/kg. Sementara telur hanya 9,34 g/kg. Seperti apa yang dialami oleh Dahlan Iskan (Menteri BUMN RI), beliau sebelum operasi hati akibat penyakit hepatitis B, meminta saran kepada Prof. Eddy bagaimana cara menjaga protein di darahnya. Prof Eddy menyarankan agar Dahlan konsumsi ikan gabus. Sejak itu, kondisi tubuhnya semakin segar dan sehat. 

Berdasarkan hasil penelitian ikan gabus memiliki kandungan: Protein = 79,5 %, Albumin = 30,5 %, Mineral = 5,95 % , Kadar Air = 2,84 % kandungan kesemuanya ini sangat baik bagi kesehatan tubuh. Kandungan protein ikan gabus lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi, termasuk jenis ikan yang ada. Nilai cerna protein ikan gabus juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen. Daging ikan gabus sangat rendah kolagen menjadikan lebih mudah dicerna bayi, kelompok lanjut usia, dan juga orang yang baru sembuh dari sakit. Bayi memerlukan asupan protein tinggi, tetapi belum memiliki saluran pencernaan yang sempurna. Tapi sayangnya pengolaan ikan gabus untuk anak kecil cukup merepotkan. Karena rasanya belum tentu anak suka. 

Keunggulan protein ikan gabus lainnya adalah kaya akan albumin, jenis protein terbanyak (60 persen) di dalam plasma darah manusia. Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu membantu pembentukan jaringan sel baru. Tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Kami memahami, orang tua mana, sih, yang bisa tenang-tenang saja kalau anaknya tampak kurus. Bisa dipastikan berbagai upaya dilakukan orang tua agar si buah hati bisa gemuk dan sehat. Jadi jika Anda ingin anak tumbuh kembang dengan maksimal ketahui penyebab, berikan gizi maksimal dan jangan pernah lupa untuk memberikan asupan nutrisi protein albumin dan vitamin dengan teratur. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar