Tips Mengatasi Anak Susah Makan
Tips Mengatasi Anak Susah Makan - Anak yang sehat bisa dilihat dari berat badan dan tinggi badannya. Secara
kasar patokan berat badan seorang anak adalah sebagai berikut : anak umur 1
tahun beratnya 3 kali lipat berat badan saat lahir, Umur 2 tahun idealnya
memiliki berat badan 4 kali lipat dari berat saat dilahirkan. Sebagai orang tua
kita harus terus memantau perkembangan berat badan seorang anak agar tumbuh
kembang anak menjadi sempurna. Sehingga sel sel tubuh anak berkembang dan
berfungsi secara maksimal. Usahakan selalu di berikan Vitamin untuk Anak Susah
Makan jika pertumbuhan dirasa kurang
Namun dalam perkembangannya Anak seringkali susah untuk makan sehingga
perkembangan dan pertumbuhan badannya menjadi tidak ideal. Sebagai orang tua
kita wajib mengetahui penyebab anak menjadi susah makan sehingga berat badannya
susah naiknya. Apa saja faktor penyebab anak menjadi susah makan yuk kita bahas
satu persatu
Penyebab Anak Susah Makan Antara Lain
Adalah :
1. Faktor Kurang Asupan Gizi
Banyak Bunda merasa sudah cukup memberi asupan makanan yang bergizi. Baik
kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan menu gizi seimbang yang mengandung;
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Tetapi setelah dianalisis,
ternyata banyak dari Bunda yang tidak menyadari bahwa yang diberikan
kuantitasnya masih kurang dari kebutuhan yang diperlukan anak. Idealnya, asupan
gizi anak dan nutrisinya harus sebanding dengan aktifitas fisik dan otaknya.
Padahal setiap bulan seorang anak beratnya harus selalu ada kenaikan. Kalau
ternyata setiap bulan berat badannya tidak naik atau naik tapi tidak memuaskan
maka harus dievaluasi kembali masukan gizi dan nutrisinya dengan
memperhitungkan pula aktivitas fisiknya. Apakah asupan gizinya sudah cukup
untuk mengantisipasi kelebihan aktivitasnya.
2. Faktor Penyakit Anak
Anak susah makan sudah pasti susah bertambah berat dan tinggi badannya,
bisa juga dikarenakan terdapat penyakit pada diri si buah hati. Akibatnya anak
tak mau makan/anoreksia. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan anak susah
makan antara lain adalah infeksi seperti infeksi paru-paru (TBC), infeksi
saluran kemih, infeksi parasit dan lain-lain. Selama penyakitnya tak
disembuhkan maka tetap akan kurus, sebab asupan makannya kurang karena anak tak
nafsu makan. Dengan begitu berat badannya pun tak naik-naik. Akibatnya anak
susah untuk gemuk.
3. Faktor Kekurangan Protein
Albumin
Albumin merupakan plasma protein tubuh yang jumlahnya separuh dari total
protein tubuh. Karena menjadi plasma protein, maka peranan albumin sangat vital
mulai dari pembentukan jaringan sel baru.penyusun struktur sel, antibodi,
enzim, hingga hormon. Albumin ini disintesis oleh sel hati dan dikeluarkan
langsung ke pembuluh darah tanpa disimpan. Tanpa albumin; sel-sel di dalam
tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak
berkembang. Selain itu menyebabkan tekanan osmotik darah turun sehingga
pengangkutan asam lemak, obat, hormon, dan enzim terganggu. Albumin inilah yang
berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak.Bila kadar albumin rendah,
protein yang dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk
pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin,
seperti penderita tuberkulosis (TBC atau TB), daya kerja obat yang diminum
menjadi kurang maksimal. Sementara pada anak yang sedang berada di fase
periode emas pertumbuhan (golden age), yaitu usia 1-5 tahun, kekurangan albumin
akan sangat mengganggu pertumbuhan badan dan otaknya. Semakin sedikit albumin,
pertumbuhan sel ditubuh dan otak akan semakin lambat. Pertumbuhan sel yang
lambat inilah yang menyebabkan anak lambat perkembangan tubuhnya serta menjadi
kurang cerdas. Tetapi yang sangat menarik, jika konsumsi berlebihan
albumin ini tidak akan menyebabkan kelebihan albumin (hiper albumin).
Solusi untuk Anak yang Susah Makan Agar
Makan Banyak dan Gemuk Sehat
1. Cari Tahu Penyebabnya
Penting untuk dipahami Bunda, bahwa untuk membuat anak kurus menjadi gemuk,
sangat tergantung penyebabnya. Bila lantaran penyakit, ya, harus disembuhkan
dulu penyakitnya. Umumnya setelah sembuh dari penyakit, nafsu makannya akan
membaik sehingga ia tak sulit makan. Selain itu berilah nutrisi yang baik agar
berat badannya bertambah.
2. Berikan Anak Asupan Gizi
Seimbang
Bila anak kurus bukan lantaran penyakit, maka untuk membuatnya menjadi
gemuk dilakukan dengan menganalisis diet makannya. Tentu dengan menu gizi
seimbang. Apakah asupan makannya sehari-hari sudah memenuhi kebutuhan sesuai
umur dan aktivitasnya. Jika anaknya termasuk aktif, dengan sendirinya maka
asupan makanannya harus lebih banyak secara kuantitas. Bila berat badannya tak
kunjung naik berarti asupannya tak memenuhi kebutuhannya.
3. Atur Jadwal Makan Anak
Dalam hal jadwal makan harus diperhatikan waktunya. Ingat, perut anak
kosong setiap 3-4 jam. Karena itu biasanya pemberian makan sekitar 7 kali
sehari yang terdiri 3 kali makanan padat dan selebihnya nutrisi tambahan untuk
anak usia 1 tahun ke atas. Jadi jangan mentang-mentang mau anak gemuk lalu
dipaksa makan setiap jam, padahal belum waktunya makan. Cara pemberian
makan juga penting, anak tak boleh dipaksa . Misal, pada anak periode 6-9
bulan, periode kritis di mana anak belajar mengkoordinasi otot-otot menelan dan
mengunyah. Sehingga bila diperkenalkan makanan padat, pada umur-umur sekian
kadang dilepeh/dimuntahkan kembali. Nah, orang tua sering menginterpretasikan
bahwa si anak tak mau makan atau tak senang makanannya. Padahal sebetulnya
belum terampil. Karena orang tua cemas, buru-buru diberikan makanan yang
cair-cair saja. Lama-lama jadi kebiasaan.
4. Berikan Nutrisi Pendamping Terutama
Protein Albumin
Selain itu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh balita agar ia dapat tumbuh
sehat dan kuat. Salah satunya adalah protein albumin. Protein albumin adalah
nutrisi yang sangat penting yang dibutuhkan setiap sel dalam tubuh anak untuk
pertumbuhan atau perbaikan. Kadar albumin normal di dalam tubuh antara 3,5-4,5
g/dl. Kadar albumin yang kurang dari 2,2 g/dl menunjukkan masalah pada
tubuh.
Umumnya masalah gizi yang diderita anak-anak bukan hanya disebabkan oleh
asupan yang kurang, tetapi juga karena zat gizi yang berhasil dibawa oleh darah
sangat sedikit, sehingga tidak bisa memberi gizi pada sel. Kasus seperti ini
sering ditemukan pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan makan banyak dan cukup
bergizi, tetapi pertumbuhannya sangat lambat.
Banyak Bunda yang kemudian mengaitkan lambatnya pertumbuhan anak dengan
gejala cacingan. Padahal, penyebab utama adalah karena kekurangan albumin.
Kekurangan albumin menyebabkan zat gizi di dalam darah tidak dapat disalurkan
dengan baik ke sel-sel tubuh yang memerlukan. Kekurangan gizi seperti ini
pun berdampak terhadap penurunan daya kekebalan tubuh, sehingga anak mudah
sakit. Sementara pada anak yang menderita penyakit tertentu, semisal TBC, akan
menjadi lebih lama untuk disembuhkan.
Sebenarnya tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan
albumin sangat kurang. Cadangan albumin berada di dalam otot. Namun, bila
albumin cadangan ini diambil terus-menerus, anak akan mengalami gangguan
pertumbuhan. Anak tersebut akan terlihat sangat kurus dan tubuhnya tidak
bugar. Itulah sebabnya Bunda, bila anak kita sulit sekali tumbuh,
sebaiknya bukan hanya diberi obat anti cacing. Usahakan untuk selalu menyajikan
makanan yang kaya protein albumin. seperti ikan gabus.
Kandungan Albumin Banyak dalam Ikan
Gabus
Ikan gabus adalah jenis ikan air tawar, ikan ini memiliki nama ilmiah
Channa striata yang memiliki bentuk fisik cukup besar saat dewasa, ikan gabus
dapat tumbuh hingga mencapai 1 m panjangnya. Ikan gabus ini memiliki kepala
besar mirip kepala ular, gabus termasuk jenis ikan predator dan sering kita
jumpai di sungai yang memiliki arus tenang atau pun di rawa-rawa.
Hasil riset Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Fakultas Perikanan
Brawijaya Malang mengungkapkan, kandungan albumin pada ikan gabus sangat tinggi
yaitu 62,24 g/kg. Sementara telur hanya 9,34 g/kg. Seperti apa yang dialami
oleh Dahlan Iskan (Menteri BUMN RI), beliau sebelum operasi hati akibat
penyakit hepatitis B, meminta saran kepada Prof. Eddy bagaimana cara menjaga
protein di darahnya. Prof Eddy menyarankan agar Dahlan konsumsi ikan gabus.
Sejak itu, kondisi tubuhnya semakin segar dan sehat.
Berdasarkan hasil penelitian ikan gabus memiliki kandungan: Protein = 79,5
%, Albumin = 30,5 %, Mineral = 5,95 % , Kadar Air = 2,84 % kandungan kesemuanya
ini sangat baik bagi kesehatan tubuh. Kandungan protein ikan gabus lebih tinggi
daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti
telur, daging ayam, maupun daging sapi, termasuk jenis ikan yang ada. Nilai
cerna protein ikan gabus juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90
persen. Daging ikan gabus sangat rendah kolagen menjadikan lebih mudah
dicerna bayi, kelompok lanjut usia, dan juga orang yang baru sembuh dari sakit.
Bayi memerlukan asupan protein tinggi, tetapi belum memiliki saluran pencernaan
yang sempurna. Tapi sayangnya pengolaan ikan gabus untuk anak kecil cukup
merepotkan. Karena rasanya belum tentu anak suka.
Keunggulan protein ikan gabus lainnya adalah kaya akan albumin, jenis
protein terbanyak (60 persen) di dalam plasma darah manusia. Peran utama
albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu membantu pembentukan jaringan sel
baru. Tanpa albumin; sel-sel di dalam tubuh akan sulit melakukan regenerasi,
sehingga cepat mati dan tidak berkembang. Kami memahami, orang tua mana,
sih, yang bisa tenang-tenang saja kalau anaknya tampak kurus. Bisa dipastikan
berbagai upaya dilakukan orang tua agar si buah hati bisa gemuk dan sehat. Jadi
jika Anda ingin anak tumbuh kembang dengan maksimal ketahui penyebab, berikan gizi
maksimal dan jangan pernah lupa untuk memberikan asupan nutrisi protein albumin
dan vitamin dengan teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar